Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   

PIMPINAN REDAKSI

Pembalakan Liar Masih Berjalan di Konawe Utara

Wanggudu - Sultra Ekspress

Hutan Konawe Utara hingga saat ini masih terus di rambah baik untuk di jadikan lahan perkebunan maupun untuk di ambil hasilnya berupa kayu. Hal ini bukan suatu hal baru yang terjadi di daerah ini karena selama ini sudah banyak pelaku yang tertangkap oleh aparat kepolisian. Sesuai hasil investigasi news awak media ini,  di sejumlah wilayah Konawe Utara masih di temukan tumpukan kayu yang kuat dugaan adalah kayu hasil pembalakan liar di hutan lindung. Seperti di sepanjang tahun 2017 ini,  puluhan mobil pemuat kayu melintas di jalan memuat kayu.
Di salah satu pelabuhan,  tepatnya di pelabuhan Lameruru kecamatan Langgikima di temukan puluhan kubik kayu berkelas yang diduga ilegal namun sayangnya kayu tersebut tidak jelas siapa pemiliknya. Salah satu pengusaha kayu yang di tanya menyangkal bahkan mengatakan jika dirinya tak lagi mengusaha kayu dan pemilik izin di Lameruru adalah seorang pengusaha lain yang bernama Muhtar Hakim,  kata Azis. Selain itu di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)  Lasolo Kecamatan Asera di temukan pula tumpukan kayu yang mana sesuai keterangan narasumber kayu tersebut berasal dari Desa Asemi Nunulai atau Tambua yang mana disekitar desa tersebut masih berstatus hutan lindung. Namun sayangnya kelakuan pembalakan liar ini seakan akan tak jera meskipun sudah sering di lakukan penangkapan kayunya. Aparat kepolisian dalam hal ini di harapkan bisa bertindak tegas,  jika benar kayu itu bertuan maka surat kelengkapannya harus jelas asal usul kayu tersebut. Tentunya lacak balak oleh saksi ahli sangat di butuhkan. Namun jika lacak balak hendak dilakukan bagusnya jika di ikuti oleh insan Pers agar kesan pembiaran selama ini bisa terjawab dengan jelas dan dapat di pertanggung jawabkan. (Andi Jumawi) 

Hati-Hati Penipuan Berkedok Wartawan dan LSM Marak di Konawe Utara



Sultra Ekspress,Konawe Utara

Kantor Bupati Konawe Utara

Sungguh malang nasib yang dialami kepala desa Amorome Utama, Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara, Prov.Sulawesi Tenggara. Sudah jatuh ketimpa tangga lagi, hal itulah yang bisa dikatakan kepada mereka. Belum lama ini, aksi dari tiga pelaku pemerasan dengan berkedok Wartawan dan LSM (Tenaga Pendamping Desa) itu melakukan aksinya kepada kepala desa Amorome Utama dengan cara tuduhan telah melakukan pelanggaran dan penyalahgunaan alokasi dana desa. Penipuan ini mereka lakukan dengan Amorome Utama.
Kepada Wartawan kabarone.com, Junaidi Kepala Desa Amorome Utama, mengatakan, “ bulan Februari lalu saya didatangi oleh tiga orang yang mengaku dirinya dari wartawan dan LSM (Tenaga Pendamping Desa) dan mengaku berasal dari Kabupaten Konawe berinisial (F) dan (I), maksud kedatangan mereka adalah hendak mempertanyakan terkait penggunaan ADD saya dan mereka mengatakan jika saya telah menyalahgunakan ADD tersebut, sehingga mereka meminta sama saya untukm kerja sama demi menutupi kasus tersebut dengan cara meminta uang kepada saya, jelasnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, dirinya dimintai sejumlah uang, tak tanggung-tanggung pelaku penipuan dan pemerasan ini meminta uang kepada Junaidi sebesar Rp.25 juta, dan jika tak diberikan maka kasusnya akan disampaikan ke Kepolisian, ungkap Junaidi.
Lanjut Junaidi ” Karena saya tak bisa sanggupi uang sebanyak itu maka mereka saya kasih uang Rp.3 juta kebetulan mamanya ada uang disimpan tiga juta itu, setelah saya kasi mereka langsung pergi. Tapi belakangan saya tersadar bahwa saya sudah di tipumi,nomor ponsel yang di simpan saya hubungi tidak aktif lagi dan saya hubungi lagi dia katakan lagi di Kendari, setelah tidak aktif mi lagi hapenya,” terang Junaidi kepada awak kabarone saat ditemui di kediaman Kepala Desa Kota Mulia (Hasbullah)
Setelah itu Junaidi terus berupaya menghubungi ketiga orang tersebut namun sayangnya mereka sudah tak bisa dihubungi, ketiga pelaku tersebut menggunakan mobil Avanza warna hitam namun sayangnya nomor platnya tak diketahui Junaidi. Selain menghubungi kembali ketiga orang tersebut Junaidi juga sudah bertanya-tanya kepada aparat kepolisian, iapun diminta untuk melaporkan kasus tersebut karena menurut anggota Polisi yang ia temui mengatakan jika hal itu sudah masuk unsur penipuan dan pemerasan, pungkas Junaidi.
(Andi Jumawi)

Judi Togel Marak Di Wilayah Hukum Polres Soppeng

Soppeng, Sultra Ekspress
Permainan Judi Totok Gelap (Togel) di wilayah hukum Kepolisian Resort Soppeng, masih saja terus berkiprah bahkan sejumlah aparat yang semestinya menindak tegas permainan judi ini justru ikut memasang nomor Togel tersebut. Hal ini sudah saatnya mendapatkan tindakan tegas dari Kapolres Soppeng dan Kapolda Sulselbar. Sungguh sangat disayangkan karena tersebar isyu jika salah satu Bandar Judi Togel Di Soppeng Tepatnya di Cabbenge menurut keterangan Narasumber yang tak mau namanya disebutkan mengatakan," Susah Pak Wartawan mau berhenti Judi Togel disini karena kalau ditangkap (HA) Bisa membayar Polisi sehingga bebas lagi, percuma masyarakat melapor karena banyak juga Polisi yang ikut membeli nomor togelnya" jelas Narasumber dengan mimik wajah kecewa Diapun berlalu. Menanggapi keluhan masyarakat ini, wartawan (Pewarta) mencoba melakukan investigasi dan ternyata benar apa yang dikatakan warga Cabbenge adalah benar, bahwa judi Togel banyak didaerah ini, dan Polisi hanya diam dan bahkahkan ada yang ikut pasang nomor Togel tersebut. Dalam hal ini pucuk Pimpinan Polri di Sulawesi Selatan sudah saatnya bertindak tegas dan memprotes hukum aparat yang ikut menikmati hasil judi Togel tersebut, harap warga. (Red*)

"HAMBA ALLAH YG MULIA"



 
Teguran, Saya menangis dan malu baca cerita ini...

Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya : Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, "Silakan bu...", lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,"kalau yang itu berapa Pak?".

"Yang itu 700 ribu bu," jawab saya." Harga pasnya berapa?", Tanya kembali si Ibuu. "600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah.... ."Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?", pintanya. Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, "Astaghfirullah ...., Allahu Akbar...., terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan putranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,... Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.

Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. "Mak.....bangun mak, nih lihat saya bawa apa?",kata ibu tadi pada nenek yang sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. "Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak...", kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, "Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban".

"Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya...", kata ibu itu.

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa, "Ya Allah....,Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan imannya begitu luar biasa".

"Pak, ini ongkos kendaraannya...", panggil ibu itu,"sudah bu, biar ongkos kendaraannya saya yang bayar', kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran,ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya....

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berqurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yang menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyikan dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.

Oleh : Ust. Aidil Heryana

 
Copyright © 2014 Sultra Ekspress. All Rights Reserved. Powered by Sandy Prasetyo
Template by Creating Website and CB Blogger